Jumat, 08 November 2013

Teater Salihara

Sang Empu Membaca Sastra




Komunitas Salihara


Bienal Sastra Komunitas Salihara 2013   

Bienal Sastra Salihara adalah Festival Sastra yang diselengarakan 2 (dua) tahunan. Kali tahun ini mengambil judul “Sirkus Sastra”. Sirkus yang mengandung keterlibatan para sastrawan. Sastrawan dalam dan luar negeri barpentas dan berdiskusi. Pameran seni rupa dan tari bertema sirkus dari jepang mengisi tengah festival. Festival tersebut berlangsung sejak 20 September hingga 27 Oktober 2013. 

Sang Empu Baca Sastra 1, 26 Oktober 2013, diantaranya : 

I. Agam Hamzah

Pemain musik jazz asal dan lahir di Lhokseumawe, 29 Agustus 1963. Meski hanya “menumpang lahir” namun kiprahnya di dunia musik turut memberi warna tersendiri bagi kiprah musisi Aceh.

II. Abdul Hadi

Sastrawan asal Sumenep, 1946. Dia telah menulis banyak puisi contohnya : Laut, Bunga, Sebuah Ayunan, Tangan, Tuhan kita begitu dekat, Mimpi, Al-Hallaj.

III. Danarto

Seorang anak dari Siti Aminah yang lahir di Sragen, Jawa Tengah, 27 juni 1940.  Siti Aminah adalah pedagang eceran di pasar Kabupaten yang menikah dengan Djakio Hardjosoewarno, seorang buruh pabrik gula Modjo. Danarto adalah anak keempat dari lima bersaudara. Menikah dengan Siti Zainab Luxfiati, seorang psikolog.

III. Marion Bloem

Psikolog, penulis, sutradara film dan seniman Belanda asal Indonesia. Beliau adalah penulis top di Belanda, bukunya menjadi buku wajib di Belanda bahkan menjadi identitas disana.

IV. Nano Riantiarno

Seorang jurnalis,aktor,direktor dan pemain teater. Beliau lahir di Cirebon, 6 juni 1949. Dalam perjalanan hidupnya mengalami banyak tekanan seperti yang “tergores” dalam karya cerpennya berjudul “cermin” berkisah tentang “sosok” orang “frustasi” mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri didepan Istana Presiden. Beliau telah menulis 131 karya puisi.

(Laporan “observasi” Jurnalis Cilik Jakarta, R Nuril, SMPN 267, Salihara, 261013)

HM Ashraf Ali, B. Ac, SH Anggota DPRD DKI Jakarta


Perlu Sinergi Melestarian Budaya Betawi

Program-program pelatihan seni budaya tradisional Betawi adalah kegiatan dalam rangka pelestarian serta pemanfaatan seni budaya Betawi, seperti telah banyak ditelorkan para pelatih dan pemain seni budaya Betawi yang mumpuni dan kredibel sesuai bidang yang ditekuninya antara lain, musik, tari, sastra, teater, seni rupa tradisional Betawi. Hal tersebut tentunya dapat disinergikan dengan program-program kegiatan Pemprov DKI Jakarta yang diusulkan melalui DPRD DKI Jakarta, sehingga dapat dianggarkan agar program-program pelatihan seni budaya tradisional Betawi terus berkembang dan lebih luas mengikutsertakan seluruh masyarakat kota Jakarta.

“Tentunya para pelaku, tokoh, pemerintah, dunia usaha, dan insan media elektronik maupun cetak dapat diikutsertakan dalam mensukseskan program-program yang dilaksanakan, sehingga dapat terangkat harkat dan martabat budaya lokal Betawi yang merupakan salah satu khazanah budaya nasional.” jelas HM. Ashraf Ali B. Ac, SH tokoh Betawi yang sekaligus Anggota DPRD DKI Jakarta belum lama ini diruang kerjanya. 

Selanjutnya program tersebut harus berjalan setiap saat, tinggal momentumnya yang diperbanyak. Ketika ada acara-acara resmi dan perhelatan besar, seperti peringatan HUT Kota Jakarta. Penyelenggaraan program tersebut tentunya dilaksanakan di sentra-sentra yang rutin melakukan kegiatan pelestarian seni budaya Betawi, seperti di Pesanggrahan, Setu Babakan, dan bahkan di Pasar Rumput berdiri Balai Budaya Betawi yang rutin digunakan oleh semua masyarakat dengan berbagai kegiatan kebetawian. 

“Kita kan orang Betawi dan tidak boleh menghilangkan akar budaya Betawi yang menjadi indentitas masyarakat kota Jakarta.” Tegasnya. 

Dengan demikian diharapkan bahwa melalui program-program kegiatan yang setiap tahunnya dianggarkan khusus untuk pelestarian seni budaya Betawi ini dapat menjadi eksis dan berkembang dan dapat dihargai. Seni budaya Betawi sebagai alat pemersatu bangsa, tentunya melalui seni budaya Betawi ini para generasi muda bisa mengalihkan kegiatan positif dengan menghilangkan kegiatan yang negatif. Tidak lagi berbuat yang dilarang, jangan sentuh narkoba, jangan sentuh minuman keras, jangan sentuh perjudian , jangan sentuh hal-hal lain yang sifatnya merusak diri sendiri. 

“Melalui seni budaya Betawi, seperti silat, tari, lenong dan lain sebagainya bias menjadi pelatihan diri dalam menumbuhkembangkan bakat dan minat yang positif.” imbuhnya.

(Liputan Wawancara Jurnalis Cilik MTS Assa’adah Ulujami Pesanggrahan Jakarta Selatan, Imam Wahyudi, Ags. R, Ruang Kantor FP Golkar DPRD DKI, Rabu, 61113)

Walikota Administrasi Jakarta Selatan


(Wartakotalive.com/Dwi Rizki) Walikota Jakarta Selatan, Syamsuddin Noor di Atraksi Wisata, Blok M square, Jakarta Selatan, Sabtu (5/10/2013). Atraksi wisata yang menyajikan berbagai macam kebudayaan betawi mulai dari Ondel-ondel, makanan khas betawi hingga bermacam pagelaran betawi dipertunjukan Pemerintah Kota Jakarta Selatan di Blok M Square, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (05/10/2013) mulai dari pukul 09.00. 

Walikota Jakarta Selatan, Syamsudin Noor yang datang meninjau langsung acara yang digelar selama seharian penuh itu mengatakan, acara yang diselenggarakan oleh Sudin Pariwisata Jakarta Selatan itu adalah sudatu bentuk komitmen Pemerintah Kota Jakarta Selatan untuk menciptakan citra Jakarta Selatan sebagai Kota Budaya, khususnya budaya Betawi. 

"Dengan brand yang sudah kami miliki itu (Kota Budaya), realisasi berbagai kegiatan kebudayaan akan kami lakukan. Seperti yang terlihat pada hari ini Atraksi Wisata di kawasan Blok M. Dengan harapan semua warga dapat melihat, menonton dan menyaksikan," ungkapnya kepada Wartakotalive.com, Sabtu (05/10/2013). 

Lebih lanjut ungkapnya, kegiatan yang memang sudah rutin diadakan setiap tahunnya ini rencananya akan diadakan sebanyak enam kali selama setahun yang diikuti oleh seluruh kecamatan di wilayah Jakarta Selatan. 

"Rencana ke depan akan kita adakan banyak acara kebudayaan di beberapa tempat, seperti di Kalibata Mall, Hutan Kali Pesanggrahan, RW 09 Srengseng Sawah Jagakarsa, Festival Kemang, dan lainnya. Kegiatan ini bertujuan untuk semakin mengenalkan budaya betawi kepada masyarakat," jelasnya.

Penulis : Dwi Rizki - Editor : Dian Anditya Mutiara

Kuliner Betawi Kerak Telor


Satu lagi stand kuliner yang kami kunjungi adalah kerak telor, kuliner yang sudah sangat dikenal di Betawi, khususnya di kota Jakarta. Bang Alif yang beralamat di Jl. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, selaku penjual memberi tahu cara membuat kuliner kerak telor. 

“Bahannya telor ayam/bebek, ebi, bawang goreng, kelapa, dan ketan. Ketannya dimasak, dicampur air sampai mendidih, dan sekiranya sudah kering, dicampur sama telur dan bumbu sangray kelapa, diaduk-aduk, terus diblender.” Jelasnya. 

Ia mengaku, makanan khas Betawi yang sudah dibuat sejak tahun 1950-an ini laku keras, dengan harga telur bebek Rp.15.000,- dan telur ayam Rp.13.000,-.

(Liputan ini dibuat oleh : Ramya, Alviassa, Cahaya, dan Indah, Anggota Ekskul Seni Teater SMPN 267, Jakarta Selatan, Atraksi Wisata, Sudin Pariwisata, Jakarta Selatan, Blok M Square, 5 Oktober 2013)

Bunga Daur Ulang


Stand ini cukup unik, menjual bunga hiasan hasil daur ulang (recycle). Sang innovator dan creator, Pak Edi ini sudah menciptakan bunga daur ulang sebelum terbitnya UU No. 18 Tahun 2008, yang terbuat dari botol bekas minuman. Selain itu, dibuat juga pot bunga yang biasa memakai botol bekas minuman soda seperti sprite. 

“Sebelum di cor, dalamnya di cat, baru di cor.” jelasnya. 

Lalu bunganya dibuat dari guntingan botol-botol kecil. Sedangkan batangnya dibuat dari kawat bekas bangunan. Pak Edi mengaku bahwa cara membuatnya masih tradisional atau bisa dibilang manual. 

“Pake gunting serbaguna, solder, kemudian lem tembak, dan pewarnaannya menggunakan cat pilox.” katanya.  

Pak Edi juga menawarkan bunga daur ulang lewat facebook (posyantek program 3 R) alamat rumah Pak Edi berada di Jl. Warga Gg. Janur, Kel. Pejaten Barat, Kec. Pasar Minggu.

(Liputan ini dibuat oleh : Ramya, Alviassa, Cahaya, dan Indah, Anggota Ekskul Seni Teater SMPN 267, Jakarta Selatan, Atraksi Wisata, Sudin Pariwisata, Jakarta Selatan, Blok M Square, 5 Oktober 2013)